Jumat, 23 Oktober 2015

KEWIRAUSAHAAN




         Perkembangan yang terjadi dari era tradisional menuju era moderen tentunya banyak memberi dampak bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah mengenai kebutuhan hidup manusia yang semakin beraneka ragam dikarenakan perkembangan yang terjadi. Hal ini tentunya merupakan suatu masalah apabila tidak dapat diatasi penyelesaiannya namun akan menjadi suatu penemuan baru yang tentunya dapat memberikan manfaat bagi manusia dan juga dapat memberikan dorongan terhadap perkembangan yang terjadi dalam era moderen. Namun pertanyaannya sekarang ialah siapakah yang akan menjadi pelaksana dalam menyelesaikan permasalahan tersebut ? Hal ini sebenarnya dapat diselesaikan oleh siapa saja yang tentunya dapat menangkap situasi yang terjadi. Bahkan apabila terdapat beberapa individu yang tertarik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut tentu hal ini akan menjadi suatu kompetisi baru, dimana yang dapat memberikan hasil yang terbaik lah yang akan menjadi pemenangnya. Para individu ini dapat dikatakan menjadi suatu kelompok individu yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang dinamakan wirausahawan. Wirausahawan sendiri tentunya merupakan pelaku utama dari kewirausahaan.
            Kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “perantara”. Pada Abad petengahan istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang-orang yang menangani proyek produksi berskala besar. Sedangkan kewirausahaan dalam arti yang lebih luas dapat didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Keterkaitan antara kewirausahaan dengan wirausahawan sangatlah erat karena tanpa adanya wirausahawan tentunya kewirausahaan tidak dapat terlaksana. Menurut ahli ekonomi, wirausahawan dapat didefinisikan sebagai orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru. Dalam kewirausahaan terdapat tiga jenis perilaku yaitu :
1.      Memulai inisiatif, perilaku ini merupakan langkah awal dalam proses kewirausahaan yang mana didalamnya terdapat penyusunan ide dan tujuan yang diharapkan.
2.      Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial atau ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, perilaku ini tentunya berhubungan dari perilaku yang pertama yang mana pada perilaku ini proses kewirausahaan harus dapat menyesuaikan segala sumber daya yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan.
3.      Diterimanya segala resiko atau kegagalan, dalam kewirausahaan tentunya akan ditemukan resiko terhadap kewirausahaan yang telah dilakukan, apabila hasil dari kewirausahaan memiliki penempatan yang sesuai tentunya hal ini dapat dikatakan bahwa kewirausahan berhasil namun apabila sebaliknya maka kegagalan lah yang harus diterima.
Para wirausahawan dunia modern muncul pertama kali di Inggris pada masa Revolusi Industri yaitu pada akhir abad kedelapan belas. Masa tersebut merupakan era produksi dengan menggunakan mesin yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt, mesin pemintal benang oleh Richard Arkwight, penemuan kapal kincir oleh Symigton, penemuan kapal api yang telah menggunakan baling-baling yang dapat menggerakkan kapal oleh Robert Fulton, dan lain-lain. Orang-orang ini sangat penting dalam pembangunan pereknonomian Inggris. Mereka menerapkan penemuan ilmu untuk tujuan produksi dan berusaha mendapatkan peningkatan output industri dalam skala besar melalui penggunaan teknologi baru. Mereka pun tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagai tujuan pertama namun suatu keberhasilan memberi mereka arti dan kebanggan pada usaha yang mereka lakukan. Dibalik kesuksesan para wirausahawan moderen tentunya terdapat kunci penting yang mereka terapkan sehingga mereka berhasil yaitu inovasi, dengan adanya suatu inovasi tentunya dapat menciptakan hal-hal baru yang belum pernah ada dan dengan inovasi pula para wirausahawan dapat bertahan melawan terjangnya arus perkembangan yang terjadi yang dapat menggerus mereka secara tidak terduga. Joseph A. Schumpeter menyatakan bahwa tidak ada orang yang menjadi wirausahawan sepanjang waktu, sesorang berperilaku sebagai wirausahawan hanya ketika melakukan suatu inovasi.


Wirausahawan pada umumnya memiliki sifat yang sama. Mereka adalah orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginan untuk berprestsi yang sangat tinggi. Menurut McClelland, karasteristik wirausahawan adalah sebagai berikut:
1.    Keinginan untuk berprestasi, penggerak psikologi utama yang memotivasi wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya didefinisikan sebagai n Ach. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi kompetensi individu.
2.    Keinginan untuk Bertanggung Jawab, Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi, mereka akan melakukannya secara kelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi hasil-hasil.
3.    Preferensi kepada Resiko-resiko Menengah, Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.
4.    Persepsi pada Kemungkinan Berhasil, Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.
5.    Rangsangan oleh Umpan Balik, Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
6.    Aktivitas Enerjik, Wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.
7.    Orientasi ke Masa Depan, Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh dimasa depan.
8.    Keterampilan dalam Pengorganisasian, Wirausahawan menunjukkan ketrampilan dalam organisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif dalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.
9.    Sikap terhadap Uang, Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang kongkret dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian dari kompetensi mereka.
           Peluang usaha baru akan mendatangkan berbagai jenis resiko, jika mereka yang ingin memulai bisnis baru bisa menilai tingkat n ach mereka, dimana mereka akan mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil atau mereka akan bisa menyimpulkan bahwa mereka hendaknya bekerja bagi orang lain. Walaupun tidak ada cara yang diketahui untuk membuat penilaian tersebut dengan setepat-tepatya, terdapat cara dimana individu-individu bisa menilai kualifikasi untuk memulai dan mengelola bisnis baru agar berhasil. Karakteristik wirausahawan sukses dengan n ach tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa diri sendiri.
1.      Kemampuan Inovatif
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
2.      Toleransi terhadap Kemenduaan
Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak bisa diprediksi. Karateristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif. Inovasi berasal dari kreatifitas yang ada, yang memerlukan perbaikan kondisi yang ada, bergantung pada kemampuan seseorang, dan secara total terserap dalam proses. Orang-orang yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangun struktur dari situasi yang tidak berbentuk.
3.      Keinginan untuk Berprestasi
Keinginan untuk berprestasi adalah tanda-tanda penting dari dorongan kewirausahawan. Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah didalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
4.      Kemampuan Perencanaan Realistis
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan realistis, tujuan diterapkan sesuai dengan n Arc dari wirausahawan.
5.      Kepemimpinan Terorientasi kepada Tujuan
Wirausahawan membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan n Arc yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan mereka kearah tujuan yang ditetapkan. Semua usaha dalam organisasi dipusatkan untuk mecapai tujuan utama organisasi tersebut.
6.      Obyektivitas
Wirausahawan obyektif didalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahawannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajari, dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis. Jika tidak ada fakta-fakta yang memadai untuk mendefinisikan situasi sepenuhnya, mereka meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya pada kemampuan mereka didalam mengatasi kendala yang tidak bisa diramalkan terlebih dahulu.
7.      Tanggung Jawab Pribadi
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
8.      Kemampuan Beradaptasi
Para wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ketika wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah namun menilai situasi secara objektif, merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan baru tersebut, dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh wirausahawan.
9.      Kemampuan sebagai Pengorganisasian dan Administrator
Wirausahawan memiliki kemampuan mengorganisasi dan administrasi didalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan efisien. Mereka cenderung tidak bekerja baik dalam hal-hal rutin dan akan melakukan pekerjaan dengan baik jika meninggalkan rutinitas kepada orang lain. Kekuatan mereka sebagai administrator terletak pada kemampuan mereka melihat kedepan dan mengantisipasi kemungkinan masa depan.
          McClelland juga mengemukakan tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk berprestasi, n Ach; kebutuhan berafiliasi, n Afill; dan kebutuhan untuk berkuasa, n Pow. Contoh dari kebutuhan untuk berprestasi yaitu seorang wirausahawan yang baik tentunya tidak ingin usahanya hanya berorientasi untuk keuntungan semata tetapi juga harus berorientasi pada nilai manfaat yang dapat diberikan oleh usahanya. Baik dalam barang atau jasa yang dihasilkan maupun pemanfaatan sumber daya yang digunakan dalam menyokong usahanya. Pada zaman saat ini banyak sekali penghargaan untuk wirausaha yang berprestasi baik yang diberikan oleh pemerintah maupun dari perusahaan swasta, hal ini berguna untuk memacu semangat wirausahawan lainnya. Kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan untuk membentuk hubungan yang hangat dan bersahabat dengan orang lain yaitu keinginan untuk diterima dan disukai contohnya adalah dalam menjalankan proses kewirausahaan tentunya wirausahawan akan banyak berhubungan dengan orang lain baik kepada rekan bisnis ataupun terhadap sumber daya manusia yang dikelolanya untuk itu diperlukan penyesuain diri supaya wirausahawan dapat diterima dengan baik. Kebutuhan untuk berkuasa menguraikan keinginan untuk mengendalikan cara-cara mempengaruhi orang lain, keinginan untuk mendominasi, untuk meyakinkan orang lain tentang kebenaran dari superioritas orang lain tentunya dibutuhkan oleh wirausahawan karena dengan hal tersebut wirausahawan bisa lebih leluasa dalam mewujudkan segala keinginannya dalam berwirausaha apabila memiliki kekuasaan penuh terhadap usahanya, contohnya adalah menjadi CEO dalam perusahaannya.


       Wirausahawan tentunya harus selalu memiliki gagasan dalam mendapatkan peluang usaha baru tujuannya adalah untuk dapat mempertahankan eksistensinya sebagai seorang wirausahawan. Wirausahawan adalah orang yang mencari dan melihat peluang yang tersembunyi dengan gagasan baru, kemudian bekerja keras merubah peluang menjadi kenyataan. Para wirausahawan mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan senantiasa menyimpan informasi yang menarik minat dalam ingatan mereka. Terdapat dua jenis kesadaran yang memaksa penelusuran peluang venture baru, yaitu kesadaran yang tercermin dalam orientasi eksternal dan yang tercermin dalam orientasi internal. Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi didunia merangsang orientasi eksternal. Para wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Sumber gagasan baru tersebut adalah:
1.      Konsumen
Wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen atau memberi kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan mereka.
2.      Perusahaan yang Sudah Ada
Wirausahawan harus selalumemperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga dapat membentuk peluang baru.
3.      Saluran Distribusi
Merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar.
4.      Pemerintah
Merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan melalu peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan muncuknya suatu gagasan tentang usaha baru.
5.      Penelitian dan Pengembangan.
Merupakan suatu kegiatan yang sering menemukan atau menghasilkan suatu gagasan produk baru atau perbaikan terhadap produk yang sudah ada.
           Suatu usaha yang dijalankan tentunya harus memerhatikan berbagai aspek supaya  usaha yang dijalankan dapat membuahkan hasil yang maksimal, untuk itu diperlukan suatu analisa untuk mewujudkan hal tersebut yaitu dengan analisa pulang pokok. Analisa pulang pokok umumnya terdiri atas refleksi, pembahasan, pertimbangan, dan pembuatan keputusan relatif terhadap tujuh unsur pokok. Masing-masing unsur dan definisinya adalah sebagai berikut:
1.      Biaya tetap adalah pengeluaran yang dikeluarkan tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan. Contohnya adalah pajak tanah dan pemeliharaan bangunan.
2.      Biaya variabel adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contohnya adalah biaya untuk pembungkusan produk.
3.      Biaya total adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi.
4.      Pendapatan total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk.
5.      Keuntungan adalah jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang dijual.
6.      Kerugian adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari perjualan barang tersebut.
7.      Titik pulang pokok adalah pendapatan total sama dengan biaya totalnya, artinya perusahaan hanya memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi biaya-biayanya, dimana perusahaan tidak untung tidak rugi.


Wirausahawan harus terampil dalam strategi dan perencanaan, agar bisnis bisa langgeng. Wirausahawan harus juga menguasai semua peraturan dan ketentuan dalam dunia usah. Sebelum menejalankan usaha, wirausahawan haruslah memiliki bentuk hukum yang paling sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan bisnisnya. Rencana wirausahawan haruslah mempertimbangkan berbagai ketentuan hukum yang berbeda satu sama lain, yang mengatur jalannya bisnis. Untuk memilih bentuk hukum dari bisnis, pertama-tama haruslah mengetahui alternatif yang ada. Terdapat tiga bentuk dasar dari organisasi perusahaan , yaitu kepemilikan tunggal, kongsi, dan perseroan. Masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian sendiri. Jenis organisasi bisnis yang dipilih wirausahawan akan menentukan pola hubungan wirausahawan berbagai badan pemerintah.
1.      Pemilikan Tunggal
Pemilikan tunggal atau firma merupakan bentuk organisasi bisnis kecil yang paling umum. Perusahaan dimiliki dan dijalankan oleh satu orang. Menjadi seorang pemilik tunggal, wirausahawan hanya memerlukan ijin dan mendaftar untuk nisa memulai uasaha. Keuntungan-keuntungan dari pemilikan tunggal anatara lain adalah sebagai berikut:
a.        Organisasi informal sudah cukup, dan kewajiban-kewajiban hukum yang harus dipenuhi hanya sedikit, dan biasanya tidak semahal seperti membentuk sebuah kongsi atau PT.
b.        Pemilik tidak perlu membagi laba dengan siapapun.
c.         Tidak perlu berkonsultasi dengan sesama pemilik atau rekanan sehingga seorang pemilik tunggal mempunyai kekuasaan membuat keputusan dan pengendalian sepenuhnya.
d.        Pemilik dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk keputusan manajemen sehari-hari.
e.        Pemilik tunggal biasanya bebas dari pengawasan pemerintah dan perpajakan khusus.
Kerugian-kerugian yang diakibatkan dari pemilikan tunggal adalah sebagai berikut:
a.        Pemilik tunggal memiliki kewajiban tidak terbatas dan bertanggung jawab atas seluruh hutang perusahaan.
b.        Modal yang tersedia jauh lebih kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya.
c.         Sukar mendapatkan biaya jangka panjang.
2.      Kongsi
Kongsi dapat dirumuskan sebagai sebuah asosiasi dari dua orang atau lebih yang bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis. Ayat-ayat perjanjian dari kongsi biasanya dirumuskan untuk menentukan sumbangan masing-masing rekanan kepada bisnis dan peran dari setiap partner didalamnya. Beberapa ciri dari kongsi yang membedakan dari bentuk organisasi lain adalah umur yang terbatas dari kongsi, kewajiban tak terbatas dari salah seorang rekanan, pemilikan bersama dari harta, kut serta dalam manajemen dan pembagian laba dalam kongsi. Keuntungan-keuntungan dari bentuk kongsi antara lain adalah sebagai berikut:
a.        Formalitas hukum dan pengeluaran-pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan persyaratan-persyaratan dalam pendirian sebuah perseroan.
b.        Para rekanan lebih bermotivasi untuk menerapkan kemampuan mereka sebaik-baiknya karena mereka ikut mendapatkan laba.
c.         Para kongsi sering kali lebih mudah mendapatkan modal yang lebih besar dan mempunyai keterampilan yang lebih luas dibandingkan sebuah kepemilikan tunggal.
d.        Pengambilan keputusan dalam sebuah kongsi lebih luwes dari pada dalam sebuah perseroan.
Kerugian-kerugian yang diakibatkan dari sebuah kongsi adalah sebagai berikut:
a.       Terdapat kewajiban tak terbatas, paling sedikit bagi seorang rekanan.
b.       Kongsi akan berakhir kapan saja seorang rekanan meninggal atau menginginkan pembubaran kongsi.
c.        Kongsi relatoh lebih sukar untuk memperoleh modal dalam jumlah besar, terutama untuk pembiayaan jangka panjang dibandingkan dengan perseroan.
d.       Rekanan merupakan agen bisnis dan tindakan mereka mengikat rekanan-rekanan lain maupun bisnis itu.
e.       Kepentingan pribadi seorang rekanan sukar dihapuskan.
3.      Perseroan
Perseroan dapat dirumuskan sebagai suatu diri buatan, tidak terlihat, tidak terwujud, dan hanya ada menurut hukum. Dengan kata lain, perseroan merupakan sebuah badan hukum dan mempunyai identitas yang terpisah dari para pemiliknya. Sebuah perseroan biasanya terbentuk dengan kekuasaan dari sebuah badan pemerintah dan harus menurut hukum dagang serta peraturan peraturan pemerintah pusat ataupun daerah yang berbeda-beda. Prosedur yang biasanya harus diikuti dalam mendirikan sebuah perseroan terbatas adalah pertama-tama bahwa harus ditentukan jumlah saham dan pembagian-pembagiannya serta harus dibentuk sebuah organisasi sementara, selanjutnya harus diperoleh persetujuan dari pemerintah. Persetujuan dari pemerintah ini harus dalam bentuk suatu akte pendirian untuk perseroan itu yang menyatakan kekuasaan dan keterbatasan dari suatu perusahaan tersebut. Keuntungan-keuntungan dari sebuah perseroan antara lain sebagai berikut:
a.      Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham, biasanya sesuai dengan jumlah investasi si pemegang saham.
b.      Pemilikan dengan mudah dapat dipindahkan dari satu orang ke orang lain.
c.       Perseroan mempunyai ekstensi hukum yang terpisah.
d.      Eksistensi perseroan relatif lebih stabil dan lebih permanen.
e.      Pemilik mendelegasikan kekuasaan kepada manajer profesional yang merupakan spesialis.
f.        Perseroan sanggup menggaji spesialis
Kerugian-kerugian yang diakibatkan dari sebuah perseroan adalah sebagai berikut:
a.       Kegiatan-kegiatannya dibatasi oleh akta pendirian dan berbagai hukum atau perundang-undangan.
b.       Banyak peraturan pemerintah yang harus diperhatikandan perseroan harus membayar banyak dari labanya kepada instansi-instansi pemerintah.
c.        Memakan lebih banyak biaya dari pada membentuk sebuah kongsi.
d.       Terdapat pajak-pajak yang lebih besar karena adanya berbagai instansi pemerintah.
Untuk menyediakan sumber daya manusia yang tepat pada organisasi kewirausahawan ketika berbagai posisi menjadi terbuka atau lowong, manajer hendaknya mengikuti empat langkah yang berurutan berikut ini:
1.      Pengrkrutan
2.      Seleksi
3.      Pelatihan
4.      Penilaian hasil kerja
Langkah pokok kedua yang terlibat dalam penyedian sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirausahawan adalah seleksi. Seleksi adalah pemilihan individu untuk disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Dengan ini, seleksi bergantung pada dan menyertai penarikan  tenaga kerja. Proses seleksi biasanya diwakili oleh serangkaian tahap melalui mana calon tenaga kerja harus melewatinya untuk bisa disewa. Tiap tahap yang berurutan mengurangi kelompok total dari calon tenaga kerja samapi akhirnya satu individu bisa disewa. Berikut ini adalah tahap-tahap dari proses seleksi:
1.        Penyaringan pendahuluan dari rekaman, berkas data, dan lain-lain
2.        Wawancara pendahuluan
3.        Tes kecerdasan
4.        Tes bakat
5.        Tes kepribadian
6.        Rujukan prestasi
7.        Wawancara dianostik
8.        Pemeriksaan kesehatan
9.        Penilaian pribadi

Sumber : Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar