Perkembangan yang terjadi dari era tradisional menuju era
moderen tentunya banyak memberi dampak bagi kehidupan manusia. Salah satunya
adalah mengenai kebutuhan hidup manusia yang semakin beraneka ragam dikarenakan
perkembangan yang terjadi. Hal ini tentunya merupakan suatu masalah apabila
tidak dapat diatasi penyelesaiannya namun akan menjadi suatu penemuan baru yang
tentunya dapat memberikan manfaat bagi manusia dan juga dapat memberikan
dorongan terhadap perkembangan yang terjadi dalam era moderen. Namun
pertanyaannya sekarang ialah siapakah yang akan menjadi pelaksana dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut ? Hal ini sebenarnya dapat diselesaikan
oleh siapa saja yang tentunya dapat menangkap situasi yang terjadi. Bahkan
apabila terdapat beberapa individu yang tertarik dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut tentu hal ini akan menjadi suatu kompetisi baru, dimana
yang dapat memberikan hasil yang terbaik lah yang akan menjadi pemenangnya.
Para individu ini dapat dikatakan menjadi suatu kelompok individu yang menjadi
pendorong pertumbuhan ekonomi yang dinamakan wirausahawan. Wirausahawan sendiri
tentunya merupakan pelaku utama dari kewirausahaan.
Kewirausahaan (entrepreneurship) berasal dari bahasa Perancis yang secara harfiah
diterjemahkan sebagai “perantara”. Pada Abad petengahan istilah ini digunakan
untuk menjelaskan orang-orang yang menangani proyek produksi berskala besar.
Sedangkan kewirausahaan dalam arti yang lebih luas dapat didefinisikan sebagai
proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan
waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi, dan sosial yang
menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Keterkaitan antara kewirausahaan dengan wirausahawan sangatlah erat karena tanpa
adanya wirausahawan tentunya kewirausahaan tidak dapat terlaksana. Menurut ahli
ekonomi, wirausahawan dapat didefinisikan sebagai orang yang merubah nilai
sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih
besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan
cara-cara baru. Dalam kewirausahaan terdapat tiga jenis perilaku yaitu :
1.
Memulai
inisiatif, perilaku ini merupakan langkah awal dalam proses kewirausahaan yang
mana didalamnya terdapat penyusunan ide dan tujuan yang diharapkan.
2.
Mengorganisasi
dan mereorganisasi mekanisme sosial atau ekonomi untuk merubah sumber daya dan
situasi dengan cara praktis, perilaku ini tentunya berhubungan dari perilaku
yang pertama yang mana pada perilaku ini proses kewirausahaan harus dapat
menyesuaikan segala sumber daya yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan yang
diharapkan.
3.
Diterimanya
segala resiko atau kegagalan, dalam kewirausahaan tentunya akan ditemukan resiko
terhadap kewirausahaan yang telah dilakukan, apabila hasil dari kewirausahaan
memiliki penempatan yang sesuai tentunya hal ini dapat dikatakan bahwa
kewirausahan berhasil namun apabila sebaliknya maka kegagalan lah yang harus
diterima.
Para wirausahawan dunia modern muncul pertama kali di Inggris
pada masa Revolusi Industri yaitu pada akhir abad kedelapan belas. Masa
tersebut merupakan era produksi dengan menggunakan mesin yang diawali dengan
penemuan mesin uap oleh James Watt, mesin pemintal benang oleh Richard
Arkwight, penemuan kapal kincir oleh Symigton, penemuan kapal api yang telah
menggunakan baling-baling yang dapat menggerakkan kapal oleh Robert Fulton, dan
lain-lain. Orang-orang ini sangat penting dalam pembangunan pereknonomian
Inggris. Mereka menerapkan penemuan ilmu untuk tujuan produksi dan berusaha
mendapatkan peningkatan output industri dalam skala besar melalui penggunaan
teknologi baru. Mereka pun tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan sebagai
tujuan pertama namun suatu keberhasilan memberi mereka arti dan kebanggan pada
usaha yang mereka lakukan. Dibalik kesuksesan para wirausahawan moderen
tentunya terdapat kunci penting yang mereka terapkan sehingga mereka berhasil
yaitu inovasi, dengan adanya suatu inovasi tentunya dapat menciptakan hal-hal
baru yang belum pernah ada dan dengan inovasi pula para wirausahawan dapat
bertahan melawan terjangnya arus perkembangan yang terjadi yang dapat menggerus
mereka secara tidak terduga. Joseph A. Schumpeter menyatakan bahwa tidak ada
orang yang menjadi wirausahawan sepanjang waktu, sesorang berperilaku sebagai
wirausahawan hanya ketika melakukan suatu inovasi.
Wirausahawan pada umumnya memiliki sifat yang sama. Mereka
adalah orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan
inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu
peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginan untuk berprestsi yang
sangat tinggi. Menurut McClelland, karasteristik wirausahawan adalah sebagai
berikut:
1. Keinginan untuk berprestasi,
penggerak psikologi utama yang memotivasi wirausahawan adalah kebutuhan untuk
berprestasi, yang biasanya didefinisikan sebagai n Ach. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan
dalam diri orang yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pencapaian
tujuan merupakan tantangan bagi kompetensi individu.
2. Keinginan untuk Bertanggung Jawab, Wirausahawan
menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. Mereka memilih
menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai
tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi,
mereka akan melakukannya secara kelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi
mempengaruhi hasil-hasil.
3. Preferensi kepada Resiko-resiko Menengah, Wirausahawan
bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan
tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut
usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.
4. Persepsi pada Kemungkinan Berhasil, Keyakinan pada
kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan
yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang dikumpulkan dan menilainya.
Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada sikap
percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.
5. Rangsangan oleh Umpan Balik, Wirausahawan ingin
mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah umpan baliknya baik atau
buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan
mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
6. Aktivitas Enerjik, Wirausahawan menunjukan energi yang
jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan mobil
dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara
baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka
untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.
7. Orientasi ke Masa Depan, Wirausahawan melakukan
perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari dan mengantisipasi
kemungkinan yang terjadi jauh dimasa depan.
8. Keterampilan dalam Pengorganisasian, Wirausahawan
menunjukkan ketrampilan dalam organisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai
tujuan. Mereka sangat obyektif dalam memilih individu-individu untuk tugas
tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa
dilakukan dengan efisien.
9. Sikap terhadap Uang, Keuntungan finansial adalah nomor
dua dibandingkan arti penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya
memandang uang sebagai lambang kongkret dari tercapainya tujuan dan sebagai
pembuktian dari kompetensi mereka.
Peluang
usaha baru akan mendatangkan berbagai jenis resiko, jika mereka yang ingin
memulai bisnis baru bisa menilai tingkat n ach mereka, dimana
mereka akan mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil
atau mereka akan bisa menyimpulkan bahwa mereka hendaknya bekerja bagi orang
lain. Walaupun tidak ada cara yang diketahui untuk membuat penilaian tersebut
dengan setepat-tepatya, terdapat cara dimana individu-individu bisa menilai
kualifikasi untuk memulai dan mengelola bisnis baru agar berhasil.
Karakteristik wirausahawan sukses dengan n ach tinggi akan memberikan
pedoman bagi analisa diri sendiri.
1. Kemampuan
Inovatif
Inovasi
memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti perbaikan barang dan
jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau mengkombinasikan
unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih baik.
2. Toleransi
terhadap Kemenduaan
Ini
berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur dan tidak
bisa diprediksi. Karateristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif.
Inovasi berasal dari kreatifitas yang ada, yang memerlukan perbaikan kondisi
yang ada, bergantung pada kemampuan seseorang, dan secara total terserap dalam
proses. Orang-orang yang kreatif mempunyai kemampuan untuk membangun struktur
dari situasi yang tidak berbentuk.
3. Keinginan
untuk Berprestasi
Keinginan
untuk berprestasi adalah tanda-tanda penting dari dorongan kewirausahawan. Hal
ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal menyerah didalam
mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
4. Kemampuan
Perencanaan Realistis
Menetapkan
tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari perencanaan
realistis, tujuan diterapkan sesuai dengan n Arc dari
wirausahawan.
5. Kepemimpinan
Terorientasi kepada Tujuan
Wirausahawan
membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan n Arc yang tinggi
memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja serta bawahan
mereka kearah tujuan yang ditetapkan. Semua usaha dalam organisasi dipusatkan
untuk mecapai tujuan utama organisasi tersebut.
6. Obyektivitas
Wirausahawan
obyektif didalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas kewirausahawannya dengan
cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-fakta yang ada, mempelajari,
dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara praktis. Jika tidak ada
fakta-fakta yang memadai untuk mendefinisikan situasi sepenuhnya, mereka
meneruskan pekerjaan dengan rasa percaya pada kemampuan mereka didalam
mengatasi kendala yang tidak bisa diramalkan terlebih dahulu.
7. Tanggung
Jawab Pribadi
Wirausahawan
memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan sendiri dan memutuskan
bagaimana mencapai tujuan tersebut dengan kemampuan mereka sendiri.
8. Kemampuan
Beradaptasi
Para
wirausahawan mampu beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
Ketika wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda dari apa yang mereka
harapkan, mereka tidak menyerah namun menilai situasi secara objektif,
merumuskan rencana-rencana baru yang dipercaya akan efektif pada lingkungan
baru tersebut, dan mengaktifkannya. Hal ini merupakan tantangan yang harus
dihadapi oleh wirausahawan.
9. Kemampuan
sebagai Pengorganisasian dan Administrator
Wirausahawan
memiliki kemampuan mengorganisasi dan administrasi didalam mengidentifikasi dan
mengelompokkan orang-orang berbakat untuk mencapai tujuan. Mereka menghargai
kompetensi dan akan memilih para spesialis untuk mengerjakan tugas dengan
efisien. Mereka cenderung tidak bekerja baik dalam hal-hal rutin dan akan
melakukan pekerjaan dengan baik jika meninggalkan rutinitas kepada orang lain.
Kekuatan mereka sebagai administrator terletak pada kemampuan mereka melihat
kedepan dan mengantisipasi kemungkinan masa depan.
McClelland
juga mengemukakan tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan
ekonomi. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk berprestasi, n Ach;
kebutuhan berafiliasi, n Afill; dan kebutuhan untuk berkuasa, n Pow. Contoh
dari kebutuhan untuk berprestasi yaitu seorang wirausahawan yang baik tentunya
tidak ingin usahanya hanya berorientasi untuk keuntungan semata tetapi juga
harus berorientasi pada nilai manfaat yang dapat diberikan oleh usahanya. Baik
dalam barang atau jasa yang dihasilkan maupun pemanfaatan sumber daya yang
digunakan dalam menyokong usahanya. Pada zaman saat ini banyak sekali penghargaan
untuk wirausaha yang berprestasi baik yang diberikan oleh pemerintah maupun
dari perusahaan swasta, hal ini berguna untuk memacu semangat wirausahawan
lainnya. Kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan untuk membentuk hubungan yang
hangat dan bersahabat dengan orang lain yaitu keinginan untuk diterima dan
disukai contohnya adalah dalam menjalankan proses kewirausahaan tentunya
wirausahawan akan banyak berhubungan dengan orang lain baik kepada rekan bisnis
ataupun terhadap sumber daya manusia yang dikelolanya untuk itu diperlukan
penyesuain diri supaya wirausahawan dapat diterima dengan baik. Kebutuhan untuk
berkuasa menguraikan keinginan untuk mengendalikan cara-cara mempengaruhi orang
lain, keinginan untuk mendominasi, untuk meyakinkan orang lain tentang
kebenaran dari superioritas orang lain tentunya dibutuhkan oleh wirausahawan karena
dengan hal tersebut wirausahawan bisa lebih leluasa dalam mewujudkan segala keinginannya
dalam berwirausaha apabila memiliki kekuasaan penuh terhadap usahanya,
contohnya adalah menjadi CEO dalam perusahaannya.
Wirausahawan
tentunya harus selalu memiliki gagasan dalam mendapatkan peluang usaha baru
tujuannya adalah untuk dapat mempertahankan eksistensinya sebagai seorang
wirausahawan. Wirausahawan adalah orang yang mencari dan melihat peluang yang
tersembunyi dengan gagasan baru, kemudian bekerja keras merubah peluang menjadi
kenyataan. Para wirausahawan mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan
senantiasa menyimpan informasi yang menarik minat dalam ingatan mereka.
Terdapat dua jenis kesadaran yang memaksa penelusuran peluang venture baru,
yaitu kesadaran yang tercermin dalam orientasi eksternal dan yang tercermin
dalam orientasi internal. Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi didunia
merangsang orientasi eksternal. Para wirausahawan menelusuri banyak sumber
gagasan. Sumber gagasan baru tersebut adalah:
1. Konsumen
Wirausahawan
harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen atau memberi
kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan mereka.
2. Perusahaan
yang Sudah Ada
Wirausahawan
harus selalumemperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki
penawaran yang sudah ada sehingga dapat membentuk peluang baru.
3. Saluran
Distribusi
Merupakan
sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan
pasar.
4. Pemerintah
Merupakan
sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui dokumen hak-hak
paten yang memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan melalu
peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan muncuknya suatu
gagasan tentang usaha baru.
5. Penelitian
dan Pengembangan.
Merupakan
suatu kegiatan yang sering menemukan atau menghasilkan suatu gagasan produk
baru atau perbaikan terhadap produk yang sudah ada.
Suatu usaha yang dijalankan tentunya harus memerhatikan berbagai
aspek supaya usaha yang dijalankan dapat
membuahkan hasil yang maksimal, untuk itu diperlukan suatu analisa untuk
mewujudkan hal tersebut yaitu dengan analisa pulang pokok. Analisa pulang pokok
umumnya terdiri atas refleksi, pembahasan, pertimbangan, dan pembuatan
keputusan relatif terhadap tujuh unsur pokok. Masing-masing unsur dan
definisinya adalah sebagai berikut:
1.
Biaya tetap adalah pengeluaran
yang dikeluarkan tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan. Contohnya adalah
pajak tanah dan pemeliharaan bangunan.
2.
Biaya variabel adalah pengeluaran
yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contohnya adalah biaya
untuk pembungkusan produk.
3.
Biaya total adalah jumlah total
biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi.
4.
Pendapatan total adalah semua
nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk.
5.
Keuntungan adalah jumlah
pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang dijual.
6.
Kerugian adalah jumlah biaya
total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari
perjualan barang tersebut.
7.
Titik pulang pokok adalah
pendapatan total sama dengan biaya totalnya, artinya perusahaan hanya
memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi biaya-biayanya, dimana
perusahaan tidak untung tidak rugi.
Wirausahawan harus
terampil dalam strategi dan perencanaan, agar bisnis bisa langgeng.
Wirausahawan harus juga menguasai semua peraturan dan ketentuan dalam dunia
usah. Sebelum menejalankan usaha, wirausahawan haruslah memiliki bentuk hukum
yang paling sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan bisnisnya. Rencana wirausahawan
haruslah mempertimbangkan berbagai ketentuan hukum yang berbeda satu sama lain,
yang mengatur jalannya bisnis. Untuk memilih bentuk hukum dari bisnis,
pertama-tama haruslah mengetahui alternatif yang ada. Terdapat tiga bentuk dasar
dari organisasi perusahaan , yaitu kepemilikan tunggal, kongsi, dan perseroan.
Masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian sendiri. Jenis organisasi bisnis
yang dipilih wirausahawan akan menentukan pola hubungan wirausahawan berbagai
badan pemerintah.
1. Pemilikan Tunggal
Pemilikan tunggal atau firma
merupakan bentuk organisasi bisnis kecil yang paling umum. Perusahaan dimiliki
dan dijalankan oleh satu orang. Menjadi seorang pemilik tunggal, wirausahawan
hanya memerlukan ijin dan mendaftar untuk nisa memulai uasaha. Keuntungan-keuntungan
dari pemilikan tunggal anatara lain adalah sebagai berikut:
a.
Organisasi informal sudah cukup,
dan kewajiban-kewajiban hukum yang harus dipenuhi hanya sedikit, dan biasanya
tidak semahal seperti membentuk sebuah kongsi atau PT.
b.
Pemilik tidak perlu membagi laba
dengan siapapun.
c.
Tidak perlu berkonsultasi dengan
sesama pemilik atau rekanan sehingga seorang pemilik tunggal mempunyai
kekuasaan membuat keputusan dan pengendalian sepenuhnya.
d.
Pemilik dapat menanggapi
kebutuhan-kebutuhan bisnis dengan cepat dalam bentuk keputusan manajemen
sehari-hari.
e.
Pemilik tunggal biasanya bebas
dari pengawasan pemerintah dan perpajakan khusus.
Kerugian-kerugian yang
diakibatkan dari pemilikan tunggal adalah sebagai berikut:
a.
Pemilik tunggal memiliki
kewajiban tidak terbatas dan bertanggung jawab atas seluruh hutang perusahaan.
b.
Modal yang tersedia jauh lebih
kecil dibandingkan organisasi bisnis lainnya.
c.
Sukar mendapatkan biaya jangka
panjang.
2. Kongsi
Kongsi dapat dirumuskan sebagai
sebuah asosiasi dari dua orang atau lebih yang bertindak sebagai pemilik
bersama dari sebuah bisnis. Ayat-ayat perjanjian dari kongsi biasanya
dirumuskan untuk menentukan sumbangan masing-masing rekanan kepada bisnis dan peran
dari setiap partner didalamnya. Beberapa ciri dari kongsi yang membedakan dari
bentuk organisasi lain adalah umur yang terbatas dari kongsi, kewajiban tak
terbatas dari salah seorang rekanan, pemilikan bersama dari harta, kut serta
dalam manajemen dan pembagian laba dalam kongsi. Keuntungan-keuntungan dari
bentuk kongsi antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Formalitas hukum dan
pengeluaran-pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan
persyaratan-persyaratan dalam pendirian sebuah perseroan.
b.
Para rekanan lebih bermotivasi
untuk menerapkan kemampuan mereka sebaik-baiknya karena mereka ikut mendapatkan
laba.
c.
Para kongsi sering kali lebih
mudah mendapatkan modal yang lebih besar dan mempunyai keterampilan yang lebih
luas dibandingkan sebuah kepemilikan tunggal.
d.
Pengambilan keputusan dalam
sebuah kongsi lebih luwes dari pada dalam sebuah perseroan.
Kerugian-kerugian yang
diakibatkan dari sebuah kongsi adalah sebagai berikut:
a.
Terdapat kewajiban tak terbatas,
paling sedikit bagi seorang rekanan.
b.
Kongsi akan berakhir kapan saja
seorang rekanan meninggal atau menginginkan pembubaran kongsi.
c.
Kongsi relatoh lebih sukar untuk
memperoleh modal dalam jumlah besar, terutama untuk pembiayaan jangka panjang
dibandingkan dengan perseroan.
d.
Rekanan merupakan agen bisnis dan
tindakan mereka mengikat rekanan-rekanan lain maupun bisnis itu.
e.
Kepentingan pribadi seorang
rekanan sukar dihapuskan.
3. Perseroan
Perseroan dapat dirumuskan
sebagai suatu diri buatan, tidak terlihat, tidak terwujud, dan hanya ada
menurut hukum. Dengan kata lain, perseroan merupakan sebuah badan hukum dan
mempunyai identitas yang terpisah dari para pemiliknya. Sebuah perseroan
biasanya terbentuk dengan kekuasaan dari sebuah badan pemerintah dan harus
menurut hukum dagang serta peraturan peraturan pemerintah pusat ataupun daerah
yang berbeda-beda. Prosedur yang biasanya harus diikuti dalam mendirikan sebuah
perseroan terbatas adalah pertama-tama bahwa harus ditentukan jumlah saham dan
pembagian-pembagiannya serta harus dibentuk sebuah organisasi sementara,
selanjutnya harus diperoleh persetujuan dari pemerintah. Persetujuan dari
pemerintah ini harus dalam bentuk suatu akte pendirian untuk perseroan itu yang
menyatakan kekuasaan dan keterbatasan dari suatu perusahaan tersebut.
Keuntungan-keuntungan dari sebuah perseroan antara lain sebagai berikut:
a.
Kewajiban pemilik saham terbatas
pada jumlah saham, biasanya sesuai dengan jumlah investasi si pemegang saham.
b.
Pemilikan dengan mudah dapat
dipindahkan dari satu orang ke orang lain.
c.
Perseroan mempunyai ekstensi
hukum yang terpisah.
d.
Eksistensi perseroan relatif
lebih stabil dan lebih permanen.
e.
Pemilik mendelegasikan kekuasaan
kepada manajer profesional yang merupakan spesialis.
f.
Perseroan sanggup menggaji
spesialis
Kerugian-kerugian yang
diakibatkan dari sebuah perseroan adalah sebagai berikut:
a.
Kegiatan-kegiatannya dibatasi
oleh akta pendirian dan berbagai hukum atau perundang-undangan.
b.
Banyak peraturan pemerintah yang
harus diperhatikandan perseroan harus membayar banyak dari labanya kepada
instansi-instansi pemerintah.
c.
Memakan lebih banyak biaya dari
pada membentuk sebuah kongsi.
d.
Terdapat pajak-pajak yang lebih
besar karena adanya berbagai instansi pemerintah.
Untuk menyediakan sumber daya
manusia yang tepat pada organisasi kewirausahawan ketika berbagai posisi
menjadi terbuka atau lowong, manajer hendaknya mengikuti empat langkah yang
berurutan berikut ini:
1.
Pengrkrutan
2.
Seleksi
3.
Pelatihan
4.
Penilaian hasil kerja
Langkah pokok kedua yang terlibat
dalam penyedian sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirausahawan
adalah seleksi. Seleksi adalah pemilihan individu untuk disewa dari semua
individu-individu yang telah direkrut. Dengan ini, seleksi bergantung pada dan
menyertai penarikan tenaga kerja. Proses seleksi biasanya diwakili oleh
serangkaian tahap melalui mana calon tenaga kerja harus melewatinya untuk bisa
disewa. Tiap tahap yang berurutan mengurangi kelompok total dari calon tenaga
kerja samapi akhirnya satu individu bisa disewa. Berikut ini adalah tahap-tahap
dari proses seleksi:
1.
Penyaringan pendahuluan dari
rekaman, berkas data, dan lain-lain
2.
Wawancara pendahuluan
3.
Tes kecerdasan
4.
Tes bakat
5.
Tes kepribadian
6.
Rujukan prestasi
7.
Wawancara dianostik
8.
Pemeriksaan kesehatan
9.
Penilaian pribadi
Sumber : Wiratmo, Masykur. 1994. Kewirausahaan. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar